Cahaya Penyelamat || Cerpen
Cerpen Karangan: Irpan Hermansah
Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Sastra
Lolos moderasi pada: 18 December 2018
Kategori: Cerpen Fantasi (Fiksi), Cerpen Sastra
Lolos moderasi pada: 18 December 2018
Penghujung malam kali ini. Di atas balkon dengan beralaskan kursi yang kususun memanjang. Aku terbaring sendirian. Hanya sendiri menikmati sepi, menatapi langit malam berhiaskan bulan emas yang tinggal separuh. Seperti melengkungkan senyuman.
Mata ini tak henti menatap, memandangi indah lengkung cahayanya.
Mata ini tak henti menatap, memandangi indah lengkung cahayanya.
Aku merasakan ada yang aneh. Aku seperti terkena hipnotis cahaya itu.
Seperti ilusi, cahaya itu mendatangkan jutaan bahkan milyaran hasrat kenangan yang menggoda.
Resah dan risau tubuhku, saat kenangan dengan tidak sopannya masuk melewati pori-pori, menyebar ke seluruh sel-sel, lalu akhirnya merasuki bahkan menggerogoti tubuhku, bahkan jiwaku.
Tak dapat kucegah. Tak dapat kulawan. Tak dapat kuenyahkan.
Seolah kenangan menghujamku lebih sadis dari sayatan pedang, pukulan golem, bahkan senapan sekalipun.
Resah dan risau tubuhku, saat kenangan dengan tidak sopannya masuk melewati pori-pori, menyebar ke seluruh sel-sel, lalu akhirnya merasuki bahkan menggerogoti tubuhku, bahkan jiwaku.
Tak dapat kucegah. Tak dapat kulawan. Tak dapat kuenyahkan.
Seolah kenangan menghujamku lebih sadis dari sayatan pedang, pukulan golem, bahkan senapan sekalipun.
Dingin yang tak terhingga serasa merobek hati. Tubuhku seolah membeku, tak sadarkan diri, lalu mati dalam pelukan kenangan.
Teramat mengerikan mati dalam kenangan.
Teramat mengerikan mati dalam kenangan.
Tiba-tiba, datang setitik cahaya membuat rasa penasaran muncul. Setiap hitungan detik cahaya itu kian membesar, membesar, semakin membesar, membentuk sebuah raga manusia.
Aku kebingungan, bertanya pada diri sendiri karena tak ada orang lain di sana, hanya aku. Apakah cahaya itu?
Cahaya itu mendekatiku, mendekat, mendekat, dan semakin mendekat. Berbisik tepat di telingaku. “Bangun. Bangunlah. Tak perlu kau terperangkap mati dalam kenangan. Bangun. Cepatlah bangun, ada seseorang yang mencintaimu tulus dan menunggumu di realitas yang nyata.
Aku akan membantumu keluar dari dimensi ini.”
Aku kebingungan, bertanya pada diri sendiri karena tak ada orang lain di sana, hanya aku. Apakah cahaya itu?
Cahaya itu mendekatiku, mendekat, mendekat, dan semakin mendekat. Berbisik tepat di telingaku. “Bangun. Bangunlah. Tak perlu kau terperangkap mati dalam kenangan. Bangun. Cepatlah bangun, ada seseorang yang mencintaimu tulus dan menunggumu di realitas yang nyata.
Aku akan membantumu keluar dari dimensi ini.”
Bisikan itu perlahan mulai tak jelas, dan cahaya itu kian memudar lalu menghilang secepat kedipan mata. Entah kemana.
Seribu, sejuta, bahkan triliunan sekalipun rasa penasaran terhadap cahaya dan bisikannya.
Seribu, sejuta, bahkan triliunan sekalipun rasa penasaran terhadap cahaya dan bisikannya.
Aku termenung dalam kematianku dan masih bertanya-tanya. Apakah cahaya itu? Apakah malaikat? Apakah bidadari yang akan menyelamatkanku dari jurang kenangan? Kematian?
Entah apa yang terjadi. Tiba-tiba aku terbangun kembali, dan keluar dari dimensi yang mengerikan tadi. Kali ini dengan jiwa yang tenang. Perasaan yang lebih lega. Tak lagi terikat kenangan. Seolah aku terbebas. Aku hidup kembali.
Cerpen Karangan: Irpan Hermansah (McKumbang)
Blog / Facebook: Irpan Hermansyah
Blog / Facebook: Irpan Hermansyah
Cerpen Cahaya Penyelamat merupakan cerita pendek karangan Irpan Hermansah, kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatannya
Comments
Post a Comment